Mantan Pembatuku Jadi CALEG


Hiruk pikunya Pemilihan Caalon Legislatif (PEMILU) tahun ini diwarnai membabibutanya para partai dalam mengambil atau meloloskan CALEG tanpa tau asal-usul atau latar belakang Caleg dimaksud. Hal ini dikarenakan waktu pendaftaran Caleg waktu itu sangatlah mendesak, didukung oleh banyaknya partai politik yang maju dalam pemilihan.
Hal tersebut menyebabkan Partai Politik di pusat keburu (tidak siap) melakukan seleksi para Caleg khususnya di derah-daerah. Hal ini menyebabkan ada Caleg/Pimpinan partai yang tidak mudah diterima masyarakat (cacat politik, cacat hukum, tdk kredibel ataupun Caleg dunia Hitam)

Judul diatas hanyalah mengingatkan kita agar lebih mencermati bagaimana kita dalam memilih. Kalupun ada mantan pembantu atau mantan kuli atau apa aja saya secara pribadi menghormati, namun pertanyaan saya apakah beliau-beliau mempunyai kemajuan yang pesat dalam pengetahuan/pendidikan ataukah negeri ini mengalami kemunduran???.

Terlepas dari siapapun Calegnya namun toh mereka memang punya suara di masyarakatnya, baik suara membeli, suara berjanji ataupun suara asli. Yang parah bila Kursi Dewan diduduki oleh orang-orang Hitam (mantan hitam), bagaimana nasib negara ini, gimana nasib Kabupaten ini??? Apakah negara ini sudah banyak orang hitamnya (sehingga memiliki wakil di tiap kabupaten??). Ataukah masyarakat sudah frustasi sehingga bingung memilih wakilnya????

Pentingnya pendidikan politik masyarakat, pentingnya kontrol sosial dari media untuk menyaring para wakil rakyat sangatlah kita perlukan. Kontrol-kontrol dari beberapa lembaga independen sangatlah berperan dalam suksesnya pembagunan politik di negara kita.

Hikmah :
1. Belajar politik untuk pebaikan dan kemaslahatan juga diperlukan
2. Membangun perbaikan dimulai dari membangun keluarga
3. Berbuat dan Berbagi, tolok ukur kepedulian kita
4. Belajar dalam segala tak mengenal batas umur.

[+/-] Selengkapnya...

RENUNGAN


Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000,00 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah SWT selama lima belas menit namun betapa singkatnya kalau dipakai untuk melihat film.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.


Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun sering orang mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Kitab Suci tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di shaf paling belakang ketika berada di Rumah Ibadah

Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama beberapa hari ketika berpuasa .

Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk berdoa; namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam Kitab Suci; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita berani dan lamanya untuk menghadapNya saat waktu beribadah.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.


"from:riechzzz.blogspot.com"

[+/-] Selengkapnya...

CALEG FRUSTASI..!!!


Pagi tadi setelah berolahraga basket sebentar di alon-alon kota sesuai rencana aku silaturahmi keteman-teman di desa-desa. Beberapa hal menarik yang aku dapat dari kunjungan dan kesimpulan berbagai tokoh khusnya di desa-desa terpencil. Hal yang saya maksud disini adalah sepak terjang dan cara-cara CALEG mempromosikan diri. Mulai menjanjikan sebuah sembako, uang dan berbagai macam imimg-iming.

Memang realitas dilapangan khusnya di daerah pedesaan sangatlah mudah mengkondisikan keadaan, hal tersebut dikarenakan adanya hubungan kekerabatan, huubungan emosional, ataupun hubungan sosial dari lingkungan sekitar. Pengkondisian tersebut bisa melalui tokoh lingkungan, orang yang dianggap tua ataupun Guru (baik guru negeri ataupun guru ngaji).
Disisi lain minimnya pengetahuan atau pendidikan politik di daerah-daerah terpencil membuat masyarakat bingung dan apatis terhadap Pemilu atau dalam hal ini Calon Legislatif yang akan mereka pilih. Ditambah lagi banyaknya nama dari Caleg yang harus mereka pilih.

Kembali pada judul diatas, Caleg yang frustasi atau Masyarakatnya yang frustasi.
Judul ini saya ambil dari pembicaraan saya pagi ini dengan teman dekat saya. Sebab sebagian masyarakat sudah merasa tidak pernah terwakili aspirasi mereka sehingga beranggapan adanya Caleg/Pemilu tidak serta merta memperbaiki kehidupan mereka, malahan sering terjadi omongan miring tentang caleg yang tidak menepati janji-janjinya. Sehingga mereka egan untuk datang ke TPS pada saat PEMILU.
Sebagian dari mereka juga ada yang datang karena iming-iming uang, sembako, dll.

CALEG FRUSTASI :
1. Tidak dapat berbicara dengan baik dihadapan publik,
2. Tidak dikenal publik sebagai panutan/ publik merasa dia tidak memiliki kelebihan,
3. Banyak berjanji memberikan uang/sembako untuk menutupi kekurangannya,
4. Selalu membicarakan sisi jelek/kejelekan orang lain,
5. Berasumsi bila menjadi caleg akan banyak harta/kaya raya,

MASYARAKAT FRUSTASI :
1. Tidak mau ikut Pemilu
2. Tidak mau mengetaui dan mengenali Caleg
3. Pesimis terhadap kemampuan Caleg
4. Memilih atas dasar pemberian materi (sembako/uang)
5. Selalu menyalahkan orang lain, tanpa mau membaca kebaikan orang lain.

Kesimpulan :
1. Ilmu pengetahuan harus kita cari dan kita pelajari, tidak akan turun secara tiba-tiba.
2. Silaturahmi mempunyai banyak manfaat, baik langsung maupun tidak langsung.
3. Banyak janji mendekatkan kita pada ingkar janji.
4. Memperbaiki diri adalah modal dasar untuk dapat diakui bila kita mau memperbaiki orang lain.

Sedikit tulisan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk menembah pengetahuan dan wawasan khusunya bagi saya pribadi, dan tentunya bagi yang mau berkomentar juga!!!??? (ha... ha.... ha...)
Wassalam,

[+/-] Selengkapnya...

 

Yang Lagi ON

online counter

Huruf